Analisis Pengaruh Penggunaan ”Stagen” Pada Aktivitas Angkat-Angkut Di Pasar Legi Surakarta dimana Aktivitas angkat-angkut adalah sebuah aktivitas yang masih dilakukan secara manual tenaga manusia seperti yang terdapat di Pasar Legi Surakarta. Aktivitas tersebut dapat menyebabkan terjadinya sikap kerja yang tidak alamiah seperti tubuh terlalu membungkuk karena pembebanan terlalu berat dan tidak merata yang mengakibatkan cedera otot skeletal (keluhan Muskuloskeletal). Oleh karena itu untuk menguranginya dilakukan penelitian untuk memberikan perbaikan seperti dengan menggunakan stagen dan korset sebagai landasan punggung dalam melakukan aktivitas. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi yang langsung melibatkan pekerja yang dipilih secara purposive sampling. Selain itu juga dilakukan studi pustaka dan wawancara langsung kepada pekerja. Penelitian yang dilakukan adalah pengukuran keluhan subyektif dengan Nordic Body Map. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis data keluhan subjektif berupa gangguan otot skeletal dapat dijelaskan bahwa melakukan aktifitas angkat-angkut tanpa menggunakan fasilitas kerja sebagai landasan punggung (P0) mempunyai rerata total skor gangguan otot skeletal paling tinggi yaitu 51,60 + 6,96. Rerata total skor gangguan otot skeletal menurun sedikit pada perlakuan dengan menggunakan korset (P1) yaitu 50,10 + 7,62. selanjutnya pada perlakuan kedua (P2) rerata gangguan otot skeletal mengalami penurunan kembali menjadi 38,00 + 3,68. Perbedaan rerata total skor gangguan otot skeletal tersebut secara statistik adalah signifikan (p<0,05)..
Aktivitas angkat-angkut yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan penyakitataupun cedera tulang belakang terlebih jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar. Manuaba (2000) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa jikalau resiko tuntutan tugas lebih besar dari kemampuan seseorang maka akan terjadi penampilanakhir yangyang bisa dimulai oleh adanya ketidaknyamanan, overstress, kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, dan tidak produktif. Selanjutnya Winar (2001) menyatakan bahwa pada pekerjaan angkat-angkut pembebanan lebih terletak pada otot terutama pada punggung, cekungan mengarah ke belakang (lordosa pinggang) dan pada daerah dada, cekungan mengarah ke depan (kifosa dada).
Batas angkatan beban seberat 10 kg dianjurkan untuk jarak pendek, beban sebesar 15-18 kg dianjurkan untuk pekerjaan mengangkut yang terus-menerus, dan beban sebesar 40 kg untuk mengangkut sekali-kali (Suma’mur, 1985). Sementara itu, Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja merekomendasikan batasan angkat lebih dari 55 kg harus dilaksanakan dengan menggunakan peralatan mekanis dan harus dibawah pengawasan ketat (Nurmianto, 1998).
Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan atau dikonsumsi. Selain itu semakin berat pekerjaan yang dilakukan maka akan semakin besar pula energi yang dikeluarkan (Tarwaka, dkk., 2004). Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Terutama jika kerja yang dilakukan adalah kerja atau gerak statis. Tarwaka, dkk. (2004) berpendapat bahwa pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja selama 1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga < 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga otot statis 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari.
Salah satu alat yang digunakan pekerja (wanita) dalam bekerja adalah stagen. Pemanfaatan stagen digunakan untuk melindungi tulang belakang sehingga dapat mengurangi cedera otot skeletal akibat posisi kerja yang kurang diperhatikan. Pemakaian stagen yang dililitkan pada perut dengan beberapa balutan diharapkan dapat mengurangi terjadinya penekanan langsung pada tulang belakang sehingga dapat mengurangi terjadinya cedera otot skeletal, selain itu juga dapat mengurangi posisi membungkuk ketika bekerja sehingga ketegangan otot karena gerakan mendadak pada pinggang berkurang.