DENGAN INI KAMI INFORMASIKAN BAGI MAHASISWA YANG AKAN MENGIKUTI SEMESTER ANTARA (SA) TA. 2018/2019 AGAR SEGERA MENDAFTAR KE BAGIAN AKADEMIK. PENDAFTARAN SA TA. 2018/2019
Pendaftaran dimulai tanggal 15 Mei s/d 26 Juni 2019 Continue reading
DENGAN INI KAMI INFORMASIKAN BAGI MAHASISWA YANG AKAN MENGIKUTI SEMESTER ANTARA (SA) TA. 2018/2019 AGAR SEGERA MENDAFTAR KE BAGIAN AKADEMIK. PENDAFTARAN SA TA. 2018/2019
Pendaftaran dimulai tanggal 15 Mei s/d 26 Juni 2019 Continue reading
Efisiensi sebuah Teknik Industri karna Industri untuk meningkatkan efisiensi . Mengapa demikian? Teknik industri adalah cabang teknik, karena mencakup mengetahui bagaimana melakukan berbagai hal dan proses, dan membuatnya bekerja lebih baik.
Industri untuk meningkatkan efisiensi karna Teknik Industri itu berkaitan dengan desain, pengembangan, operasi, dan proses pengujian berbagai sistem industri yang menguntungkan manusia, meningkatkan proses produksi, dan meningkatkan pekerjaan teknik industri dan metode produksi.
Dalam mencapai Industri untuk meningkatkan efisiensi yang lebih baik, sebagai insinyur industri bertujuan dalam pekerjaannya untuk mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi operasi, dan peduli dengan peningkatan kualitas produk dan layanan yang disediakan.
Teknik Industri untuk meningkatkan efisiensi itu berkaitan secara umum dengan membangun dan mengembangkan sistem industri terintegrasi, dengan berbagai elemen manusia, informasi, bahan, dan peralatan, selain energi, dan dalam membangun sistem ini bergantung pada pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai ilmu.
Teknik Industri untuk meningkatkan efisiensi itu mencakup beberapa pelajaran seperti fisika, ilmu sosial, dan matematika, selain metode, dan prinsip-prinsip teknik dalam desain dan analisis, dan di sini perlu dicatat bahwa tujuan utamanya adalah menggabungkan semua ilmu, dan prinsip-prinsip teknik.
Teknik Industri untuk meningkatkan efisiensi sistem industri di sektor produk, atau sektor jasa, dan untuk mengevaluasi kinerja secara lebih efektif.
Pelopor teknik industri
Di antara pelopor teknik Industri untuk meningkatkan efisiensi, yang berkontribusi besar pada pengembangannya:
Minat Seorang Insinyur Industri ada banyak dan bidang tempat dia bekerja, termasuk minatnya pada humaniora, dan mungkin minat insinyur industri dalam humaniora itulah yang membedakan teknik ini dari jenis teknik lainnya. Karena studi insinyur industri tentang beberapa bidang sosiologi dan psikologi akan membantunya untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang manajemen sumber daya manusia, karena dia dapat mengetahui jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk bekerja, dan apakah seorang karyawan cocok dengan tugas tertentu atau tidak, dan ini juga menentukan sejauh mana keamanan kerja. Ini juga berfokus pada sejauh mana kesesuaian antara manajemen dan karyawan, dan apakah karyawan perlu dilatih lebih banyak atau tidak.
Aspek lain Minat Seorang Insinyur Industri adalah perhatian terhadap kebutuhan tenaga kerja Dimana insinyur industri tertarik untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja, dan memenuhinya, dan perlu dicatat bahwa insinyur industri harus mempelajari pergerakan pekerja, pada saat mereka perlu melakukan suatu pekerjaan, dan mempelajari kebijakan perusahaan dalam mengembangkan model kinerja karyawan untuk pekerjaannya, agar dapat mengetahui kebutuhan karyawan secara akurat. Adapun kajian tentang waktu, dan pergerakan proses produksi sangat penting untuk mencapai standar yang ditetapkan oleh institusi, baik dari segi biaya, maupun dari segi produksi.
Insinyur industri adalah orang yang mampu bekerja secara terintegrasi, serta mampu menggabungkan berbagai proses, produk, dan sumber daya, serta mencapai tujuan lembaga tempatnya bekerja, dalam hal meningkatkan produksi, meningkatkan kualitas produk dan layanan yang disediakan, dan insinyur industri memiliki kesempatan untuk bekerja.
Dalam berbagai proyek Minat Seorang Insinyur Industri yang memadukan keteknikan dan manajemen, yang menjadi penghubung antara berbagai departemen dalam lembaga, selain memiliki peran kepemimpinan dalam ekonomi modern; Karena ia mampu mengoperasikan, mengatur, dan memperbarui sistem yang kompleks dan saling terkait yang terdiri dari modal, peralatan, dan orang-orang, di samping energi dan informasi yang diperlukan, dan insinyur industri melakukan yang terbaik; Untuk meningkatkan kinerja kerja, dan memanfaatkan energi yang tersedia dengan baik.
Minat Seorang Insinyur Industri terjadi karna Insinyur industri dapat bekerja di banyak bidang industri, bidang investasi, terutama proyek yang berkaitan dengan kualitas, pemeliharaan, dan keselamatan. Ia juga dapat bekerja di bidang industri manufaktur .
Di antara pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang insinyur industri adalah posisi seorang insinyur pemeliharaan; Saat merancang strategi, rencana pemeliharaan dan cara yang tepat untuk menerapkannya, merencanakan dan menjadwalkan pekerjaan, menentukan cara untuk menangani masalah darurat, mengelola penyimpanan pemeliharaan dan peralatannya, dan berkomunikasi dengan departemen terkait dengan pelanggan;
Untuk berkoordinasi dengannya mengenai pemeliharaan barang, posisi insinyur pengawas, dan hal-hal yang diminati: mengelola operasi industri, menyelesaikan masalah darurat, mengetahui sumber kerusakan, kemudian menganalisis penyebabnya; Untuk menghindari mereka di masa depan, dan untuk menerapkan standar kualitas Disetujui, manajemen proyek dalam waktu, dan biaya yang telah disepakati sebelumnya.
Analisis Atribut Layanan Rumah Sakit Dengan Model Kano Untuk Penentuan Skala Prioritas Perbaikan Layanan karna Membuat produk dalam jumlah banyak menyebabkan pemborosan yang dapat mengurangi efisiensi produksi. Aktivitas yang paling banyak membuang waktu adalah aktivitas set-up mesin, untuk mengatasi masalah ini maka perlu diterapkan metode just-in-time dengan pembakuan kegiatan dan minimasi waktu set-up dengan mengambil kondisi real yang ada pada lantai produksi. Penelitian dilakukan di CV. Roda Jati, data yang digunakan adalah waktu penyelesaian komponen frame ujung produk GT 060 pada bagian permesinan dan waktu set-up mesin. Analisa meliputi : urutan kegiatan sekarang, usulan pembakuan kegiatan, perbaikan pembakuan kegiatan menggunakan minimasi waktu set-up, analisa menggunakan prinsip 5S. Hasil dari pengamatan didapatkan pembakuan kegiatan pada bagian permesinan dan mengurangi waktu set-up mesin. Waktu yang digunakan untuk memproduksi komponen tersebut sebelum dilakukan pembakuan kegiatan sebesar 4655,42 detik dan mengalami penurunan menjadi 4635,08 detik. Setelah dilakukan minimasi waktu set-up maka mengalami penurunan lagi mejadi sebesar 4296,31detik. Agar proses dapat selesai tepat waktu maka operator harus mentaati kegiatan yang telah dibakukan perusahaan dan dilakukan minimasi waktu set-up sebelum melakukan pekerjaan. Mempromosikan program 5S agar pekerja membiasakan diri untuk menjaga kerapian, kebersihan dan kedisplinan pada waktu berkerja.
Sistem manufaktur tradisional mengatur jadwal produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi, dari pada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka muncul sistem JIT yang akan berproduksi jika ada permintaan (Imai, 1997:86). Atribut Layanan dengan Model Kano Untuk Penentuan Skala Prioritas pada Sistem produksi tepat waktu merupakan sistem produksi yang menggunakan perencanaan dan pengendalian secara menyeluruh pada rangkaian aliran proses produk dalam pengolahannya. Tujuan utamanya adalah berusaha menghilangkan semua sumber pemborosan, sesuatu yang tidak menambah nilai di dalam kegiatan produksi dengan menyuguhkan suku cadang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat (Schroeder, 1997:78). Dalam sistem JIT operasi baku terutama menunjukkan operasi rutin yang berurutan yang dilakukan oleh pekerja. Tujuan dari operasi baku yaitu mencapai produktivitas tinggi melalui kerja keras. Tetapi, kerja keras di sini tidak berarti memaksa para karyawan untuk bekerja sangat keras, melainkan bekerja secara efisien tanpa kegiatan yang terbuang (Monden, 2000:181).
Selain operasi baku, Atribut Layanan dengan Model Kano Untuk Penentuan Skala Prioritas untuk mengurangi waktu set-up adalah penting karena menaikkan kapasitas yang tersedia, menaikkan keluwesan guna memenuhi perubahan jadwal, dan mengurangi sediaan. Semakin waktu set-up mendekati nol, ukuran partai ideal 1 unit bisa dicapai, waktu pemesanan produksi dari berbagai jenis produk dapat diperpendek, dan perusahaan dapat menyesuaikan diri terhadap pesanan pelanggan dan perubahan permintaan dengan sangat cepat. CV. Roda Jati merupakan perusahaan mebel, aktivitas yang paling banyak membuang waktu yaitu aktivitas set-up mesin khususnya pada pembuatan komponen frameujung produk GT 060.
Pengembangan Kolaborasi Desain Casing Produk Flash Disk Berbasis Web Yang Mendukung Karakteristik Kolaborasi dimana Kolaborasi merupakan suatu proses kerjasama berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, yang menghasilkan kredibilitas, integritas dan terobosan untuk membangun konsesus, kepemilikan bersama, dan kerja sama dalam segala aspek. Oleh karena itu pengembangan yang mungkin bagi kolaborasi desain adalah dengan menggunakan kolaborasi desain yang berbasis web CAD (Computer Aided Design), dimana desainer dapat berkolaborasi pada desain dan secara efisien memberdayakan tool desain yang ada pada internet. Dengan framework meliputi skema kolaborasi dengan interface ke tool distribusi web, untuk menyimpan dan memanipulasi desain obyek dan protokol untuk tool komunikasi, pengiriman message dan kolaborasi. Salah satu produk yang mengalami perkembangan yang pesat dan pelanggan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu adalah produk casing USB flash disk yang selalu dibutuhkan setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Kehandalan dan kemampuan flash disk membuatnya harus dimiliki masyarakat yang hight-tech masa kini alias melek teknologi. Banyak sekali jenis casing flash disk yang beredar dipasaran, hampir semuanya memiliki persamaan dan hanya sedikit yang tampil beda. Kecepatan, bentuk dan daya tahan yeng berbeda membuat flash disk tersebut menarik untuk dimiliki. Dalam proses desain, akan mungkin sekali terjadi penyimpangan terhadap desain dari konsep awal. Adanya sarana komunikasi didalam sistem ini diharapkan dapat mengurangi kesalahan desain.
Di dalam kehidupan manusia di dunia banyak ditemui usaha kerjasama untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Kerjasama itu umumnya dilakukan oleh beberapa orang (dua orang atau lebih) dalam proses kerjasama yang disebut organisasi. Namun, dalam kenyataannya bukan hanya kerjasama yang dibutuhkan tetapi kolaborasi juga, agar dapat memberi keuntungan yang lebih besar dibanding dengan keberhasilan yang diraih hanya dengan melalui kerjasama. Desain adalah suatu aktifitas yang jarang ditangani dan dipenuhi hanya oleh satu orang saja. Dari perspektif desain, masalah desain yang kompleks pada umumnya membutuhkan pengetahuan lebih dari satu orang, karena pengetahuan yang terkait pada satu masalah akan didistribusikan diantara para stakeholder.
Kolaborasi adalah, proses kerjasama berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, yang menghasilkan kredibilitas, integritas, dan terobosan untuk membangun konsesus, kepemilikan bersama, dan kerja sama dalam segala aspek (http://www.zulkieflimansyah.com/idxnews.php?id=86).
Tidak dipungkiri lagi produk yang mengalami perkembangan yang pesat dan pelanggan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu adalah produk casing USB flash disk yang selalu dibutuhkan setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Kehandalan dan kemampuan flash disk membuatnya harus dimiliki masyarakat yang higt-tech masa kini alias melek teknologi. Banyak sekali jenis casing flash disk yang beredar dipasaran, hampir semuanya memiliki persamaan dan hanya sedikit yang tampil beda. Kecepatan, bentuk dan daya tahan yeng berbeda membuat flash disk tersebut menarik untuk dimiliki.
Oleh karena itu Kolaborasi Desain Casing Produk Berbasis Web dalam hal pengembangan yang mungkin bagi kolaborasi desain adalah dengan menggunakan kolaborasi desain yang berbasis web CAD (Computer Aided Design), dimana desainer dapat berkolaborasi pada desain dan secara efisien memberdayakan tool desain yang ada pada internet. Dengan framework meliputi skema kolaborasi dengan interface ke tool distribusi web, untuk menyimpan dan memanipulasi desain obyek dan protokol untuk tool komunikasi, pengiriman messagedan kolaborasi.
Kolaborasi desain adalah proses mendesain sebuah produk dengan kerjasama antara semua aspek yang berkaitan dengan siklus hidup produk (Kim 2000, dalam Maulidya dan Toha: 2005). Aspek yang dimaksud dapat berupa fungsi-fungsi seperti: desain, fabrikasi, perakitan, pengujian, pengendalian kualitas, dan pembelian, serta, aspek supplier dan konsumen. Dalam kolaborasi desain, desainer-desainer yang berada pada lokasi geografis yang berbeda dimungkinkan untuk bekerja dan saling mengkomunikasikan aktifitas desain yang sama (Rahman dalam Maulidya dan Toha: 2005). Kolaborasi desain dapat terjadi di setiap tahapan proses pengembangan produk yaitu pada tahap perencanaan produk (product planning) dan tahap desain produk (product design). Pada penelitian ini kolaborasi yang terjadi mulai dari perencanaan produk sampai ke tahap desain produk.
Kolaborasi adalah, proses kerjasama berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, yang menghasilkan kredibilitas, integritas, dan terobosan untuk membangun konsesus, kepemilikan bersama, dan kerjasama dalam segala aspek organisasi.
Aspek-Aspek Kolaborasi
Dari pengertian dan pendapat Edward M. Marshall, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan agar lebih jelas dan dapat diterapkan dalam membina kerjasama melalui kolaborasi. Aspek-aspek tersebut adalah: Integritas, Aspek terobosan, Aspek konsensus , Aspek kepemilikan, Aspek keterpaduan
Paradima kolaborasi merupakan perubahan dari manajemen tradisional menjadi manajemen globalisasi. Paradigma ini terjadi karena beberapa hal antara lain: Tidak disukai , Herarkis , Orientasi pada produksi
Desain Pre-Cast Profil Berbasis Customer Needs membahas cara pengerjaan pre-cast profil. Perancangan pre-cast profil ini diharapkan dapat membantu serta memudahkan para tenaga (tukang) dalam membuat sebuah profil. Identifikasi kebutuhan pelanggan juga dilakukan untuk menentukan spesifikasi produk, membuat konsep produk dan menyeleksi konsep untuk perancangan ini. Form pernyataan pelanggan diberikan kepada responden guna mengetahui keinginana dari responden tentang produk yang akan diluncurkan. Hasil pernyataan pelanggan kemudian dikembangkan agar dapat mengetahui interpretasi kebutuhannya. Berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh digunakan sebagai dasar perancangan pre-cast profil ini diantaranya mengenai bentuk atau model yang bervariasi, kualitas berikut juga nilai harga yang sesuai dengan pasar. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa metode pra cetak dengan menggunakan cetakan fiberglass dinilai sangat tepat untuk digunakan sebagai media pembuatan profil cetak. Fiberglass yang terbuat dari bahan resin, katalis, talk dan matt juga dinilai lebih ekonomis jika digunakan sebagai bahan baku cetakan untuk produksi massal. Karena memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan cetakan berbahan besi. Total biaya per unit untuk produksi berkapasitas 800 unit dengan menggunakan 20 cetakan sebesar Rp 1.000,00 dengan panjang @ 60 cm.
Berawal dari pengadopsian gaya perumahan Eropa yang memiliki ornamen profil di sekeliling bangunan. Maka beberapa bangunan seperti rumah, hotel, apartemen, gedung perkantoran berusaha untuk menimbulkan efek kemewahan pada bangunan tersebut. Dampak dari ornamen profil pada bangunan sangatlah baik karena dapat ikut serta meningkatkan harga jual dari bangunan tersebut. Profil yang menimbulkan efek kemewahan itu, sekarang ini masih dibuat secara manual dengan hanya mengandalkan tenaga (tukang) yang memiliki kemampuan untuk membuat profil saja dan perlu diketahui juga bahwa tidak semua tenaga (tukang) memiliki kemampuan untuk membuat profil. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah profil itupun sangatlah lama secara otomatis menambah biaya produksi dari suatu bangunan.
Pada saat ini profil yang ada pada sebuah bangunan hanya dibuat secara tradisional dan hanya dapat dikerjakan oleh tenaga yang ahli dalam pembuatan profil, profil yang dibuat pun hanya memiliki bentuk yang sederhana. Karena itu perlu ide untuk membuat profil siap pakai untuk bangunan. Sehingga nantinya profil yang dihasilkan akan memiliki detail-detail yang jauh lebih indah dan memiliki kualitas yang jauh lebih baik.
Aspek Penunjang Keberhasilan Pengembangan Suatu Produk
Selain faktor kriteria dan karakteristik masih ada lagi hal-hal yang menentukan berhasil tidaknya suatu produk, antara lain berpengaruh terhadap penjualan dari produk itu sendiri. Dan kesemuanya itu ada dalam tiga aspek yang saling terkait satu sama lain. Dua hal tersebut diantaranya adalah :
a.Aspek Ekonomis Biaya yang dikeluarkan selama pembuatan produk dari segi manfaat dibandingkan dengan jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen guna membeli produk tersebut.
b.Aspek Respon Pasar Disini ditekankan pada target atau sasaran konsumen dari produk yang dijual serta keinginan konsumen akan suatu produk yang bisa diketahui dengan mengadakan penelitian terhadap suatu produk dikalangan konsumen.Upload :
Pendekatan Supply Chain Management Dan Aplikasi Beer Game pada Analisa Distribusi Produk dibutuhkan Di dunia industri terutama menyangkut pendistribusian produk saat ini masih sering terdapat bullwhip effect, yaitu adanya simpangan yang jauh antara persediaan yang ada dengan permintaan. Hal ini dikarenakan kesalahan dari interpretasi data permintaan di rantai distribusi dan sistem informasi didalam sistem pendistribusiannya, yang disebabkan kurang terintegrasinya level-level supply chain dalam menyampaikan informasi permintaan dari konsumen ke level atasnya. Hal itu juga yang dialami oleh PT Bangun Indopralon Sukses Cabang Yogyakarta yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pendistribusian produk tangki air, pipa PVC, pintu PVC, sambungan, slang air, ember cor, pagar BRC dan talang di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Dimana terdapat masalah pengiriman dengan lead time yang terlalu lama membuat retailer tidak dapat memperhitungkan persediaan ketika melakukan pemesanan. Karena itu terjadi bullwhip effect di 11 retailer untuk pengukuran ω1 pada pengukuran upstream. Untuk melakukan suatu perbaikan dalam proses pendistribusian digunakan konsep Supply Chain Management (SCM), dimana didalamnya tidak hanya membahas mengenai pendistribusian produk saja, tetapi juga mengenai persediaan dan sistem informasi yang mendukung penerapan SCM. Selain itu juga diperlukan suatu peramalan agar perusahaan dapat memprediksi permintaan yang akan datang dimana dalam kasus ini menggunakan metode yang memiliki nilai MAD (Mean Absolute Deviation) terkecil. Selain itu juga digunakan aplikasi Beer Game untuk mengidentifikasi adanya bullwhip effect, dan memilih beberapa kebijakan (policy) untuk meminimalkan terjadinya bullwhip effect.
Saat ini tuntutan konsumen terhadap kualitas produk, harga, ketepatan pengiriman serta ketersediaan produk di pasaran semakin tinggi. Fungsi dari sistem supply chain untuk menyediakan produk atau jasa yang tepat, pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan kondisi yang diinginkan. Dimana teknologi telah mengubah logistik dari pengaturan persediaan dan transportasi menjadi suatu peningkatan nilai tambah dari barang dan jasa.
Supply Chain Management (SCM) diterapkan untuk mengintegrasikan manufaktur, pemasok, retailer, dan penjual secara efisien sehingga barang dapat diproduksi dan didistribusikan dengan jumlah yang tepat dan biaya keseluruhan yang minimum.
Untuk menghasilkan supply chain yang efektif dan efisien perlu dibuat peta sistem logistik dan distribusi secara keseluruhan yang digunakan untuk melihat perilaku pergerakan aliran produk yang ditujukan untuk pendistribusian yang terjadi di setiap elemen. Untuk menciptakan pelayanan yang diinginkan koordinasi antar pihak-pihak supply chain sangat diperlukan. Kurangnya koordinasi seringkali menimbulkan kesalahan informasi yang salah satu akibatnya adalah variasi permintaan yang terjadi pada saluran supply chain. Variasi tersebut mengarah dari arah hulu ke hilir yang dinamakan fenomena bullwhip effect.
PT. Bangun Indopralon Sukses adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang pendistribusian dan penjualan antara lain tangki, pipa PVC, pintu PVC, sambungan, slang air, pagar BRC, ember cor, talang dalam berbagai jenis dan ukuran.
Setelah dilakukan pengukuran dan jika ternyata terjadi bullwhip effect, maka harus dilakukan perbaikan sistem informasi antara pihak retailer dan pihak distributor. Selain dilakukan peramalan, juga menganalisa data aktual yang ada dengan softwareBeer Game, didalam tampilan Beer Game terlihat adanya back order dan nilai system cost yang tinggi yang merupakan fenomena dari bullwhip effect.
Peningkatan Kualitas Produk Keramik Dengan Pendekatan Six Sigma Pada Industri Keramik Dinoyo – Malang bertujuan menerapkan konsep Six Sigma untuk mengurangi terjadinya cacat dan menekan adanya variabilitas yang terjadi pada proses pembuatan keramik. Proses perbaikan dilakukan secara sistematis dan kontinyu dengan menggunakan siklus DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control).
Dengan menggunakan diagram Pareto diperoleh dua jenis cacat kritis yang menjadi permasalahan utama yaitu retak dan bintik melepuh. Selanjutnya alternatif-alternatif perbaikan pada proses diperoleh dengan FMEA. Berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) yang tertinggi diambil 3 alternatif perbaikan dan selanjutnya dipilih satu alternatif terbaik dengan menggunakan metode AHP. Implementasi perbaikan dilakukan dengan menggunakan timer dan menugaskan operator khusus pada saat pembakaran untuk mengurangi cacat retak dan membersihkan kotoran bodi dengan menggunakan kompresor untuk mengurangi bintik melepuh. Setelah dilakukan evaluasi hasil implementasi alternatif perbaikan pada proses pembuatan keramik diperoleh kenaikan level sigma dari 2,8 menjadi 3 yang diikuti penurunan DPMO dari 104.167 menjadi 65.625. Sedangkan prosentase biaya akibat kualitas keramik yang jelek (COPQ) terhadap total penjualan mengalami penurunan dari 16,48% menjadi 9,93%.
Sentra industri keramik Dinoyo adalah salah satu daerah yang terkenal akan produksi keramik di kota Malang. Sebagian besar hasil produksi sentra industri keramik Dinoyo adalah berupa aneka souvenir keramik dengan berbagai bentuk dan ukuran mulai dari vas bunga, guci, pot dan produk lain, diantaranya gerabah, perlengkapan listrik, mangkuk, serta piring. Penjualan keramik tersebut tidak hanya dipasarkan ke dalam negeri bahkan sudah diekspor ke luar negeri, sehingga dapat dikatakan sentra industri keramik Dinoyo mempunyai peran yang besar dalam menunjang industri pariwisata dalam perolehan pendapatan daerah Malang.
Namun akhir-akhir ini dapat dilihat persaingan produk keramik Dinoyo semakin ketat dengan masuknya keramik Cina yang memiliki kualitas baik dengan harga murah sehingga menuntut pengusaha-pengusaha pada sentra industri keramik Dinoyo berusaha secara terus menerus menghasilkan keramik dengan kualitas yang baik dan mampu memuaskan keinginan konsumen. Dari pengamatan pada beberapa pengrajin keramik dengan pembakaran menggunakan tungku berbahan bakar minyak tanah, ternyata proses produksi yang dilaksanakan saat ini masih sering ditemukan masalah-masalah teknis dan non teknis yang menyebabkan produk keramik yang dihasilkan cacat diantaranya timbul retak, pecah, adanya bintik pada permukaan keramik, keramik tidak matang, dan susut.
Berdasarkan kondisi tersebut maka usaha secara terus menerus untuk mengurangi dan mengendalikan variasi yang terjadi pada proses harus dilakukan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sucahyo [14] diperoleh kemampuan proses di beberapa industri keramik Dinoyo masih di bawah satu sehingga produk tidak sesuai spesifikasi masih cukup banyak terutama dari dimensi panjang, tebal, diameter atas dan bawah dari vas. Dalam penelitian tersebut diusulkan monitoring proses dengan membuat peta control X dan R. Namun penggunaan peta kontrol tersebut tentunya masih kurang, selama penyebab dari cacat-cacat tersebut tidak dihilangkan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menerapkan konsep Six Sigma untuk mengurangi terjadinya cacat dan menekan adanya variabilitas yang terjadi pada proses pembuatan keramik.
Analisis Pengaruh Penggunaan ”Stagen” Pada Aktivitas Angkat-Angkut Di Pasar Legi Surakarta dimana Aktivitas angkat-angkut adalah sebuah aktivitas yang masih dilakukan secara manual tenaga manusia seperti yang terdapat di Pasar Legi Surakarta. Aktivitas tersebut dapat menyebabkan terjadinya sikap kerja yang tidak alamiah seperti tubuh terlalu membungkuk karena pembebanan terlalu berat dan tidak merata yang mengakibatkan cedera otot skeletal (keluhan Muskuloskeletal). Oleh karena itu untuk menguranginya dilakukan penelitian untuk memberikan perbaikan seperti dengan menggunakan stagen dan korset sebagai landasan punggung dalam melakukan aktivitas. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi yang langsung melibatkan pekerja yang dipilih secara purposive sampling. Selain itu juga dilakukan studi pustaka dan wawancara langsung kepada pekerja. Penelitian yang dilakukan adalah pengukuran keluhan subyektif dengan Nordic Body Map. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis data keluhan subjektif berupa gangguan otot skeletal dapat dijelaskan bahwa melakukan aktifitas angkat-angkut tanpa menggunakan fasilitas kerja sebagai landasan punggung (P0) mempunyai rerata total skor gangguan otot skeletal paling tinggi yaitu 51,60 + 6,96. Rerata total skor gangguan otot skeletal menurun sedikit pada perlakuan dengan menggunakan korset (P1) yaitu 50,10 + 7,62. selanjutnya pada perlakuan kedua (P2) rerata gangguan otot skeletal mengalami penurunan kembali menjadi 38,00 + 3,68. Perbedaan rerata total skor gangguan otot skeletal tersebut secara statistik adalah signifikan (p<0,05)..
Aktivitas angkat-angkut yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan penyakitataupun cedera tulang belakang terlebih jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar. Manuaba (2000) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa jikalau resiko tuntutan tugas lebih besar dari kemampuan seseorang maka akan terjadi penampilanakhir yangyang bisa dimulai oleh adanya ketidaknyamanan, overstress, kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, dan tidak produktif. Selanjutnya Winar (2001) menyatakan bahwa pada pekerjaan angkat-angkut pembebanan lebih terletak pada otot terutama pada punggung, cekungan mengarah ke belakang (lordosa pinggang) dan pada daerah dada, cekungan mengarah ke depan (kifosa dada).
Batas angkatan beban seberat 10 kg dianjurkan untuk jarak pendek, beban sebesar 15-18 kg dianjurkan untuk pekerjaan mengangkut yang terus-menerus, dan beban sebesar 40 kg untuk mengangkut sekali-kali (Suma’mur, 1985). Sementara itu, Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja merekomendasikan batasan angkat lebih dari 55 kg harus dilaksanakan dengan menggunakan peralatan mekanis dan harus dibawah pengawasan ketat (Nurmianto, 1998).
Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan atau dikonsumsi. Selain itu semakin berat pekerjaan yang dilakukan maka akan semakin besar pula energi yang dikeluarkan (Tarwaka, dkk., 2004). Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Terutama jika kerja yang dilakukan adalah kerja atau gerak statis. Tarwaka, dkk. (2004) berpendapat bahwa pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja selama 1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga < 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga otot statis 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari.
Salah satu alat yang digunakan pekerja (wanita) dalam bekerja adalah stagen. Pemanfaatan stagen digunakan untuk melindungi tulang belakang sehingga dapat mengurangi cedera otot skeletal akibat posisi kerja yang kurang diperhatikan. Pemakaian stagen yang dililitkan pada perut dengan beberapa balutan diharapkan dapat mengurangi terjadinya penekanan langsung pada tulang belakang sehingga dapat mengurangi terjadinya cedera otot skeletal, selain itu juga dapat mengurangi posisi membungkuk ketika bekerja sehingga ketegangan otot karena gerakan mendadak pada pinggang berkurang.
Penerapan Metode Just-In-Time Dengan Pembakuan Kegiatan Dan Minimasi Waktu Set-Up Pada Bagian Permesinan Pembuatan Produk GT 060, dalam Membuat produk dalam jumlah banyak menyebabkan pemborosan yang dapat mengurangi efisiensi produksi. Aktivitas yang paling banyak membuang waktu adalah aktivitas set-up mesin, untuk mengatasi masalah ini maka perlu diterapkan metode just-in-time dengan pembakuan kegiatan dan minimasi waktu set-up dengan mengambil kondisi real yang ada pada lantai produksi. Penelitian dilakukan di CV. Roda Jati, data yang digunakan adalah waktu penyelesaian komponen frame ujung produk GT 060 pada bagian permesinan dan waktu set-up mesin. Analisa meliputi : urutan kegiatan sekarang, usulan pembakuan kegiatan, perbaikan pembakuan kegiatan menggunakan minimasi waktu set-up, analisa menggunakan prinsip 5S. Hasil dari pengamatan didapatkan pembakuan kegiatan pada bagian permesinan dan mengurangi waktu set-up mesin. Waktu yang digunakan untuk memproduksi komponen tersebut sebelum dilakukan pembakuan kegiatan sebesar 4655,42 detik dan mengalami penurunan menjadi 4635,08 detik. Setelah dilakukan minimasi waktu set-up maka mengalami penurunan lagi mejadi sebesar 4296,31detik. Agar proses dapat selesai tepat waktu maka operator harus mentaati kegiatan yang telah dibakukan perusahaan dan dilakukan minimasi waktu set-up sebelum melakukan pekerjaan. Mempromosikan program 5S agar pekerja membiasakan diri untuk menjaga kerapian, kebersihan dan kedisplinan pada waktu berkerja.
Sistem manufaktur tradisional mengatur jadwal produksi berdasarkan prediksiterhadap masa yang akan datang memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena overproduksi, dari pada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka muncul sistem JIT yang akan berproduksi jika ada permintaan (Imai, 1997:86). Sistem produksi tepat waktu merupakan sistem produksi yang menggunakan perencanaan dan pengendalian secara menyeluruh pada rangkaian aliran proses produk dalam pengolahannya. Tujuan utamanya adalah berusaha menghilangkan semua sumber pemborosan, sesuatu yang tidak menambah nilai di dalam kegiatan produksi dengan menyuguhkan suku cadang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat (Schroeder, 1997:78). Dalam sistem JIT operasi baku terutama menunjukkan operasi rutin yang berurutan yang dilakukan oleh pekerja. Tujuan dari operasi baku yaitu mencapai produktivitas tinggi melalui kerja keras. Tetapi, kerja keras di sini tidak berarti memaksa para karyawan untuk bekerja sangat keras, melainkan bekerja secara efisien tanpa kegiatan yang terbuang (Monden, 2000:181).
Selain operasi baku, mengurangi waktu set-up adalah penting karena menaikkan kapasitas yang tersedia, menaikkan keluwesan guna memenuhi perubahan jadwal, dan mengurangi sediaan. Semakin waktu set-up mendekati nol, ukuran partai ideal 1 unit bisa dicapai, waktu pemesanan produksi dari berbagai jenis produk dapat diperpendek, dan perusahaan dapat menyesuaikan diri terhadap pesanan pelanggan dan perubahan permintaan dengan sangat cepat. CV. Roda Jati merupakan perusahaan mebel, aktivitas yang paling banyak membuang waktu yaitu aktivitas set-up mesin khususnya pada pembuatan komponen frame ujung produk GT 060.